Padang, Kaarin.co –Dari aroma ikan kering di dapur rumah-rumah pesisir, kini gelombang perubahan digital mulai mengguncang Ulakkarang Utara. Sekelompok ibu rumah tangga dan remaja perempuan di kawasan pesisir ini sedang bersiap menembus pasar nasional bahkan lintas pulau berkat pelatihan teknologi digital yang digagas oleh Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Barat (UNU Sumbar).
Program pemberdayaan masyarakat ini bukan sekadar pelatihan biasa. Sejak Mei 2025, program yang didanai oleh Kemendikbudristek ini telah menggulirkan transformasi menyeluruh bagi kelompok pengolah hasil perikanan di Padang Utara dari cara produksi, manajemen usaha, hingga pemasaran digital.
Kelompok ini sebelumnya menjual produk seperti ikan kering, abon, nugget, hingga kerupuk melalui pengepul dengan harga yang nyaris tak sebanding dengan tenaga yang dicurahkan. Kini, berkat pelatihan intensif dari tim dosen dan mahasiswa UNU Sumbar, mereka mulai memahami bagaimana cara mem-branding produk mereka, mengemasnya secara profesional, dan menjualnya langsung lewat media sosial, website, hingga marketplace.
“Pengepul tidak lagi jadi satu-satunya jalan. Sekarang mereka belajar menembus pasar langsung dengan harga yang lebih manusiawi dan menguntungkan,” ungkap Ketua Tim Program, Siti Aisyah, M.Si., yang juga dosen perikanan UNU Sumbar.
Tak hanya belajar pemasaran digital, para peserta kini merancang kemasan dengan tampilan modern, mengatur SOP produksi, mencatat pembukuan usaha, dan mempersiapkan legalitas seperti PIRT dan sertifikasi halal. Pelatihan juga dilakukan langsung di lokasi produksi, agar para ibu dan remaja ini langsung praktik, bukan sekadar teori.
“Banyak yang awalnya gaptek, sekarang sudah bisa bikin konten video promosi, posting di Instagram, dan transaksi via marketplace,” tambah Aisyah.
Antusiasme para peserta pun tak terbendung. Seorang ibu rumah tangga peserta pelatihan mengaku, pelatihan ini membuka mata dan peluang baru.
“Dulu kami cuma pasrah nunggu pengepul datang. Sekarang kami tahu cara jual sendiri, desain kemasan sendiri, bahkan belajar foto produk dan bikin katalog digital. Rasanya kami punya masa depan baru.”
Program ini dijadwalkan berlangsung hingga Oktober 2025 dan tak sekadar menyasar ekonomi, tapi juga membangun pondasi kelembagaan. Kelompok kini belajar menyusun rencana kerja tahunan, membuat laporan keuangan sederhana, dan membangun usaha berbasis hukum yang sah.
Dengan pendekatan ini, UNU Sumbar berharap Ulak Karang bisa menjadi role model nasional untuk pemberdayaan perempuan pesisir berbasis digital.
Di tengah tantangan ekonomi, inisiatif seperti ini menjadi harapan baru. Ketika teknologi mendekat ke dapur-dapur rumah tangga nelayan, bukan tidak mungkin produk olahan perikanan Ulak Karang akan jadi primadona pasar digital Nusantara bahkan global. (***)







