Padang, kabarins.com – Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas (FKG UNAND) bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Sumatera Barat mengadakan penyuluhan ke remaja Masjid Iqra’, di Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sabtu (23/3/2024) lalu.
Penyuluhan tersebut mengenai dampak merokok bagi kesehatan gigi dan mulut serta cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, pada remaja Masjid Iqra’.
Kegiatan ini digagas oleh drg. Desy Purnama Sari, MDSc dan Ibu Prima Kurniati Hamzah, SKM, MPH dengan pemberian materi edukasi audiovisual mengenai jenis-jenis dampak penyakit rongga mulut akibat merokok yaitu berupa video animasi.
“Selain itu kami juga mengadakan diskusi dan tanya jawab, mengedukasi remaja Masjid tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, serta melakukan pemeriksaan gigi dan mulut,” kata drg. Desy Purnama Sari, Minggu (23/6/2024) malam.
Kegiatan ini, katanya, melibatkan sebanyak 50 remaja masjid yang sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini dan berdasarkan kuesioner yang diberikan, hampir sebagian besar remaja pria merupakan perokok aktif.
Dia menjelaskan saat ini anak-anak dan remaja merupakan kelompok usia dengan peningkatan jumlah perokok paling signifikan.
Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019, prevalensi merokok di kalangan pelajar usia 13 hingga 15 tahun meningkat pada tahun 2016 dari 18,3% menjadi 19,2% pada tahun 2019.
Sedangkan, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 menunjukkan kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok yang paling banyak merokok (56,5%), disusul kelompok usia 10-14 tahun (18,4%).
“Menurut penelitian dari Ramadhani (2023) mengatakan Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, meliputi seluruh proses perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis, dan psikososial. Pada masa ini remaja sangat rentan penasaran mencoba hal-hal baru yang diketahuinya, rasa ingin tahu yang besar terkadang memotivasi remaja untuk mencoba menghisap rokok dan berujung ketagiahan,” jelasnya
Selain itu, jelasnya menurut penelitian dari Amini (2023) perilaku merokok yang dibiarkan terus menerus pada kelompok usia remaja dapat berpotensi menyebabkan kerugian secara psikis, fisik, dan kecanduan hingga saat sudah dewasa nanti.
“Tingginya prevalensi perokok aktif pada kelompok usia remaja ini dapat menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan yang serius, salah satu nya berdampak negatif terhadap kesehatan gigi dan mulut,” jelasnya.
Lebih lanjut, menurutnya, kandungan zat berbahaya yang teradapat dalam rokok diantaranya berupa tembakau, nikotin, karbon monoksida, amonia dan turunannya lainnya dapat menyebabkan iritasi pada rongga mulut bila dikonsumsi akibat pembakaran.
“Selain itu, kebiasaan merokok dapat menimbulkan perubahan struktur rongga mulut, menyebabkan perubahan warna gigi dan gusi, penyebab terjadinya berbagai penyakit periodontal dan bahkan pencetus terjadinya kanker rongga mulut,” imbuhnya.
Dia berharap, dengan adanya kegiatan penyuluhan bahaya merokok khususnya terhadap kesehatan gigi dan mulut ini diharapkan, remaja yang bukan perokok terhindar dari godaan merokok dan remaja perokok dapat berhenti dari perilaku merokoknya.
“Budaya anti rokok harus terus digalakkan, terutama dengan menargetkan edukasi pada komunitas remaja sebagai generasi penerus bangsa,” pungkasnya.
(*)







