PADANG, Kabarins.com — Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menegaskan sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian daerah dan kehidupan sebagian besar masyarakat. Karena itu, ia meminta seluruh jajaran terkait bekerja lebih serius, terarah, dan konsisten agar pembangunan pertanian benar-benar berdampak pada kesejahteraan petani.
Hal tersebut disampaikan Mahyeldi saat memberikan pengarahan pada kegiatan Refleksi Sektor Pertanian Sumbar di Aula Kantor Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura (Disbuntanhor), Selasa (30/12/2025).
Gubernur Mahyeldi mengapresiasi paparan capaian program pertanian tahun 2025, termasuk upaya menyelaraskan pokok-pokok pikiran (pokir) DPRD dengan kebutuhan petani di lapangan.
“Sektor pertanian ini sangat krusial. Keseriusan kita membangun daerah salah satunya ditandai dengan kebijakan dan alokasi anggaran yang memadai. Kalau tidak serius, sektor andalan ini tidak akan berjalan maksimal,” tegas Mahyeldi.
Ia menyebutkan, sekitar 57 persen masyarakat Sumbar menggantungkan hidup pada sektor pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, dan peternakan, dengan kontribusi terhadap perekonomian daerah mencapai 22 hingga 23 persen.
Selain anggaran, Gubernur juga menyoroti pentingnya optimalisasi aset pertanian milik pemerintah daerah. Menurutnya, masih banyak aset seperti balai benih dan lahan pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Aset yang tidak produktif harus dihidupkan kembali. UPT harus turun langsung ke lapangan agar aset pertanian benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Disbuntanhor Sumbar, Afniwirman menyampaikan bahwa refleksi ini dihadiri seluruh pimpinan dinas dan Kepala UPTD untuk menyamakan langkah serta menindaklanjuti arahan Gubernur.
“Program pertanian, termasuk bantuan yang bersumber dari aspirasi DPRD, terus kami kawal agar tepat sasaran dan memberi dampak ekonomi bagi petani,” jelasnya.
Ia juga memaparkan fokus pengembangan komoditas unggulan seperti kopi, kelapa sawit, kelapa dalam, dan kakao. Khusus kopi, Afniwirman menyebutkan luas kebun mencapai sekitar 30 ribu hektare, namun masih menghadapi tantangan produktivitas dan kualitas.
“Dengan penanganan yang baik, nilai jual kopi bisa meningkat signifikan. Ini yang terus kami dorong melalui pelatihan dan dukungan sarana pascapanen,” ujarnya.
Menutup laporannya, Afniwirman menegaskan komitmen jajarannya untuk menindaklanjuti arahan Gubernur, termasuk optimalisasi aset dan penguatan program di tengah tantangan keterbatasan anggaran dan perubahan iklim. (Tim)







