“Tentu ini ada gerakan apa? Apalagi dari tiga daerah tergerusnya sudah hampir 2 persen dalam satu malam saja. Itu kami kalah dan tergerusnya dalam,” ujar anggota DPR tersebut.
Bambang menduga, ada gerakan cukup masif dari timses Sudirman-Ida jelang hari pemungutan untuk menggerus konstituen PDIP. Tapi, belum diketahui pasti apa saja.
“Hipotesis kami, dalam semalam itu ada gerakan yang masif, dalam hal apa, dan hal apa itu yang akan kami temui di darat. Ini untuk pembelajaran. Hal lain, ada SMS blast yang sudah ditangkap Polda Jateng. SMS blast bisa kami antisipasi, sehingga ada penggerusan suara yang beralih menuju ke Sudirman Said,” jelas Bambang.
Kendati demikian, kekalahan di tiga daerah itu, Bambang menyatakan, menjadi pembelajaran bagi PDI Perjuangan. Pasalnya, evaluasi internal akan ditempuh untuk perbaian politik ke depan.
“Di pilpres, kami di tiga tempat ini akan hati-hati. Barangkali ini teknik gembosi PDI Perjuangan,” sebutnya.
Direktur Pandhawa Research, Eka Kusmayadi menambahkan, dari 100 persen data yang masuk di 400 sampel TPS, perolehan suara Ganjar-Yasin hitung cepatnya mencapai 59,22 persen, sedangkan Sudirman-Iada 40,78 persen. Ia menyebut jika Jumlah partisipasi pemilih 67,45 persen.
“Meski bukan hasil resmi tapi secara empiris, hitung cepat ini bisa dipertangungjawabkan secara ilmiah,” katanya.
Ia menyebutkan, kemenangan Ganjar-Yasin karena beberapa alasan. Mulai dari paslon yang lebih dikenal, lebih disukai, serta masyarakat Jateng menganggap paslon ini lebih berpengalaman memimpin.
“Terkait kekalahan paslon ini di tiga daerah kami masih amati. Tapi swing voters (pemilih mengambang) dalam survei memang lebih cenderung ke non incumbent,” jelas Eka. (epr/viv)
Baca Juga:
Sempat Dilirik Sudirman Said, Gus Yasin Resmi Jadi Pendamping Ganjar Pranowo di Pilgub Jateng
Maju Pilkada Jateng, Sudirman Said dan Ferry Juliantono Merapat ke PKS
Setya Novanto Sebut Ganjar Pranowo Terima Duit e-KTP US$500