kabarins.com – Gerakan Jaga Indonesia (GJI) memperingatkan peserta Reuni 212 untuk tidak memiliki motif politik dan motif ideologi saat menggelar aksi nanti. Ketua Umum GJI Budi Djarot mengatakan relawan mereka akan turut serta melakukan pengawasan dalam aksi Reuni 212 yang berlangsung di Monas, Minggu 2 Desember mendatang.
Djarot sebelumnya sempat menyatakan ingin memukul mundur massa 212 jika nekat menyuarakan tentang khilafah milik HTI. Selain itu ia menilai motif politik juga sangat kuat mengingat dua tahun lalu Aksi Reuni 212 berhasil menjatuhkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok.
GJI: Jangan Ada Agenda Politik dan Dakwah Khilafah di Reuni 212
“Jadi aksi ini terlalu naif jika tidak ada agenda politik. Kalau terdapat agenda menyuarakan khilafah kami pikir aksi ini harus segera dihentikan,” kata Budi Djarot saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/11).
Budi juga menilai Reuni 212 sebagai bentuk aksi yang menggiring agama ke dalam politik. Ia menduga ormas-ormas yang terlibat di dalam aksi nanti berniat melakukan kampanye terselubung secara politik kemudian sebagian lainnya berteriak tentang khilafah yang merupakan ideologi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
HTI sendiri telah dibubarkan pemerintah pada Juli 2017 karena dianggap organisasi terlarang yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Budi Djarot menduga sisa-sisa pendukung HTI masih ada yang kini berkamuflase ke dalam Reuni 212.
“Karena jelas-jelas nanti dalam aksi reuni itu akan muncul simbol atau yel-yel yang menyerupai gerakan HTI. Kalau muncul khilafah kami ingin hentikan,” ujarnya.
Sebelumnya Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Arsul Sani menyebut peserta Reuni 212 tidak akan memilih pasangan Jokowi-Ma’ruf karena acara itu bermuatan politis. Dia menghargai Reuni 212 sebagai kebebasan berkumpul dan berpendapat namun jangan dikotori dengan kampanye hitam menjelekkan pemerintah terutama Jokowi-Ma’ruf.
“Kami hargai ekspresi hak konstitusional masyarakat yang dijamin dalam UUD 1945 untuk berserikat dan berkumpul. Tapi kami berharap forum tersebut sepenuhnya menjadi forum silaturahmi yang membangun atau menguatkan Ukhuwah Islamiyah diantara berbagai elemen umat,” kata Arsul.
Sekjen PPP itu meminta jangan sampai ada orang atau sekelompok orang yang membelokkan forum reuni tersebut sebagai forum politik atau bagian dari kampanye Pilpres untuk mendukung pihak Prabowo-Sandiaga Uno.
“Jangan ada suara atau sikap anti pemerintah juga,” ujarnya. (arn)
Baca Juga:
Anies Baswedan Izinkan Reuni Akbar 212 Digelar di Lapangan Monas







